Cirebon Merupakan salah satu kabupaten di wilayah pantura jawa barat, wilayah paling timur yang berbatasan langsung dengan Jawa tengah yaitu Kecamantan Losari. Kecamatan Losari merupakan salah satu sentra tambak air payau di wilayah kabupaten Cirebon yang memiliki komoditas bandeng dan udang yang dikelola dengan cara tradisional maupun semi intensif, dengan luas lahan tambak 7.500 Ha.
Tepatnya di Desa Kalisari Kecamatan Losari, telah dikenal olahan tradisionalnya yaitu “Bandeng Gepuk”, menu masakan tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sekitar dan sering dihidangkan pada acara-acara yang terdapat santapan makanannya.
Ada sebuah keluarga yang selalu memiliki kemauan untuk melakukan kegiatan usaha agar mendapatkan pendapatan lebih, dari mulai melakukan usaha jamur tiram, berdagang kueh kering dan usaha-usaha lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan pundi-pundi penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sampailah seorang ibu rumah tangga ini memiliki gagasan untuk mengembangkan olahan /masakan yang sebenarnya merupakan resep umum bagi warga masyarakat di sekitar Losari tersebut, Yakni “Bandeng Gepuk”
“Bandeng Gebuk” Merupakan olahan berbahan dasar ikan bandeng yang daging ikan tersebut di olah dengan bumbu lainnya, Kemudian dimasukkan kembali kedalam kulit bandeng sehingga tetap memiliki bentuk seperti ikan yang utuh.
Ibu rumah tangga ini bernama Nurkoyah, Awalnya ibu nurkoyah ini pernah saya identifikasi sebagai calon penerima PUMP di tahun 2012 yang bersumber dari Aspirasi. Namun karena dilapangan saya tidak menemukan kegiatan usaha pengolahan yang sedang aktif dijalankan, maka tidak kami verifikasi sebagai penerima PUMP pada saat itu. Dari hasil silaturahmi pada saat itu saya menemukan keseriusan dan potensi yang dapat di wujudkan dalam bentuk usahan yang sesuai dengan potensi wilayah desa kalisari kecamatan losari ini yang memiliki produksi budidaya komoditas bandeng yaitu dengan memproduksi Olahan Masakan “Bandeng Gepuk”
Sejalannya waktu, ibu ini termotivasi dan merealisasikaan dalam bentuk olahan “Bandeng Gepuk” yang dipasarkan masih melalui pesanan dan penawaran-penawaran. Ketika usaha pengolahan ini mulai dijalankan akhirnya saya arahkan untuk membentuk sebuah kelambagaan kelompok pengolahan hasil perikanan yaitu POKLAHSAR yang diberi nama “Poklahsar Bandeng Mekar”.
“Bandeng Gepuk” yang diproduksi dipasarkan masih dalam bentuk wadah, sehingga saya arahkan untuk dapat di kemas dengan Packaging yang lebih menarik dan di vakum agar dapat mempertahankan kualitas dan daya tahan masa konsumsinya. Sampai dengan belum ada bantuan dari pemerintah akhirnya ibu Nurkoyah mau untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksinya dengan ikut mengemas menggunakan vakum di RUKEM (Rumeh Kemasan) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. Dan untuk meningkatkan kembali daya tarik didampingi juga untuk berkomunikasi dengan RUKEM agar dapat membuat kemasan Karton dengan memiliki merek dagang yang dapat memiliki ciri khas dari hasil produksinya maka didapatlah nama Bandeng Gepuk “DUA ARJUNA” yang berlogo arjuna berjejer kembar.
Pembinaan-pembinaan terus dilakukan baik dalam bentuk pertemuan pertemuan yang dilakukan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, BKP5K, RUKEM, dan Pelaksanaan Pertemuan yang didanai APBN yang dilaksanakan di Kabupaten Cirebon seperti oleh BBP2HP, Dan Direktorat dibawah Ditjen P2HP. Pembinaan dan Kunjungan Lapang selalu dilakukan oleh PPB, dan ketika ada permasalahan yang dapat di mediasi untuk mencari jalan keluar memecahkan masalah.
Hingga sampai dengan di Tahun 2013 dan 2014 akhirnya difasilitasi Peralatan yang bersumber dari : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon (APBD) dan Balai Besar Penerapan dan Pengolahan Hasil Perikanan (BBP2HP) masing-masing berupa Paket Peralatan guna menunjang kegiatan pengolahan “Bandeng Gepuk”
Ketika dirasa permintaan dari produk sudah banyak dan akan mulai dipasarkan untuk kewilayah yang lebih luas. Maka saya dampingi agar dapat memperoleh legalitas untuk dicantumkan di kemasan, No P-IRT akhirnya didapatkan dari Dinas Kesehatan setelah melalui proses penyuluhan, logo Halal MUI didapat melalui fasilitasi dari dari Dinas KOPUMKM, sehingga kemasan karton pun menyesuaikan kembali agar dapat dicantumkan P-IRT dan Logo halalnya.
Sampai dengan saat ini POKLAHSAR “Bandeng Mekar” telah memiliki produk “Bandeng Gepuk” dengan Merk dagang “Dua Arjuna” yang memiliki jaringan pemasaran di Cirebon, Depok, Bekasi, Bandung, Tegal dengan Kapasitas produksi 25 – 30 Kg per hari, bahkan sedang merintis produk hasil diversifikasi lainnya yaitu Nuget Bandeng .
HENDRI SUTRISNA,S.Pi
PPB Kab.Cirebon
Terimakasih
dan
Salam PPB Indonesia.
EmoticonEmoticon